Sunday 5 April 2020

Lima (5) Tips Bagi Peritel Fashion di Krisis Covid-19


Seperti kita ketahui bersama situasi sekarang di mana di banyak tempat masyarakat diharuskan untuk melakukan karantina di rumah-rumah, sebagian besar masyarakat dianjurkan untuk tinggal di rumah untuk memutus penularan virus Covid-19. Bagaimanakah peritel yang menjual produk fashion atau busana? Padahal biasanya menjelang bulan puasa dan menjelang hari raya lebaran Idul Fitri, ini adalah saat yang ditunggu-tunggu para peritel yang menjual busana di mana penjualan akan meningkat tajam 3 kali sampai 4 kali dari penjualan normal. Tetapi kali ini apa yang diharapkan barangkali jauh dari kenyataan. Peritel yang menjual produk fashion sulit berharap terjadinya penjualan yang bagus. Lalu Apa yang harus dilakukan oleh para peritel produk fashion? Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan.
1. Markdown Produk New Arrival (Produk Baru)
Peritel harus segera melakukan tindakan promosi terhadap barang-barang baru. Semakin cepat produk terjual maka akan semakin baik juga anda mengeluarkan barang anda, yang berarti menyelamatkan arus kas anda. Beberapa peritel produk fashion di Eropa yang sedang menanti booming penjualan awal musim semi (untuk spring collection) terpaksa membatalkan harapan mereka dengan segera melakukan diskon produk-produk New Arrival dengan memberikan diskon 25%. Hal ini jarang sekali dilakukan untuk produk baru karena seharusnya mereka akan menikmati margin bagus di awal musim semi namun seperti yang saya katakan tadi di mana sebagian besar masyarakat diharapkan tinggal di rumah maka penjualan produk fashion sudah pasti tidak terlalu dibutuhkan.

2. Lakukan Layanan Antar Extra
Sekarang ini hampir semua peritel sepakat bahwa layanan antar akan menjadi solusi di situasi sekarang ini. Lalu bagaimana dengan produk fashion? Apakah tetap menarik?
Produk fashion identik dengan kompleksitas produk seperti pilihan warna, ukuran, bahan, pernak-pernik yang lain sehingga memang menjual produk fashion tidak semudah menjual produk kebutuhan sehari-hari lainnya. Karena itu produk fashion membutuhkan penanganan ekstra. Anda tidak bisa sekedar menawarkan layanan antar tanpa pelayanan ekstra. Lalu pelayaran ekstra apa yang saya maksudkan? Anda bisa memberikan layanan antar sekaligus bisa ditunggui. Jika pelanggan tidak suka atau berubah pikiran karena satu dan lain hal maka bisa segera dikembalikan saat itu juga.  Kesediaan anda untuk melakukan layanan ekstra mudah-mudahan menjadi solusi bagi peritel dan sekaligus juga menjawab keraguan pelanggan dalam memutuskan pembelian. Tentu saja layanan ini tidak bisa dilakukan untuk jarak yang jauh sekali seperti di luar kota, sehingga peritel bisa menetapkan jarak maksimum dari lokasi toko ke rumah pelanggan.

3. Mark Down Barang Lama
Menjelang musim ramai sebenarnya saat yang tepat untuk melakukan sales atau promo besar-besaran untuk menghabiskan barang barang sisa atau barang barang mati yang yang tidak terjual dari periode sebelumnya karena itu sebenarnya ini adalah kesempatan bagi para peritel untuk menghabiskan barang. Dalam situasi seperti ini saya menganjurkan untuk melakukan diskon yang cukup besar karena jika tidak barang belum tentu terjual sehingga akan makin panjang masa menyimpan barang-barang yang tergolong barang mati tersebut.
Mohon diingat bahwa barang mati merupakan uang mati jika tidak segera dicairkan maka anda bisa kesulitan modal kerja untuk membeli produk segar.
Produk fashion adalah produk yang yang berganti model atau bentuk sehingga apabila anda gagal melakukan penjualan maka produk bisa menjadi tidak relevan lagi di mata pelanggan Anda.

4. Aktif di Media Sosial
Ini tentu relevan bagi Anda yang sudah membangun massa di media sosial anda tetapi bagi mereka yang tadinya mengabaikan kekuatan media sosial. Maka saat seperti ini anda tidak bisa berharap banyak dari tips yang satu ini.
Penjual produk fashion tidak semudah menjual produk kebutuhan sehari-hari di mana konsumen sudah tahu bentuk dari barang yang diinginkannya sedangkan produk fashion tidak mudah dilihat oleh pelanggan karena itu ketika menyajikan produk fashion dalam bentuk foto di media sosial maka produk fashion tersebut, apapun bentuknya harus diletakkan pada manekin atau patung yang menyerupai orang sehingga pelanggan memiliki gambaran yang lebih baik mengenai bentuk dan tampilan produk fashion yang ditawarkan. Dibutuhkan kemampuan dan estetika ketika mengambil foto yang lumayan baik sehingga produk yang dipajang di patung terlihat menarik oleh konsumen.

5. Tawarkan Produk Untuk Dipakai Di Rumah
Maskipun pun anda menjual produk fashion pasti di dalamnya juga menjual produk-produk santai atau produk-produk basic seperti pakaian dalam dan pakaian rumah.
Anda bisa fokus menyodorkan produk pakaian untuk kebutuhan dipakai di dalam rumah atau pakaian santai karena meskipun di rumah tetap saja orang membutuhkan pakaian.
Selain itu bisa juga menyodorkan produk-produk kebutuhan rumah tangga lainnya meskipun anda menjual produk fashion tidak berarti Anda tidak menjual produk pendukung rumah tangga seperti: sprei, sarung bantal, handuk, kebutuhan mencuci pakaian, kebutuhan kamar mandi, peralatan dan perlengkapan kebersihan, dan lain-lain. Kehidupan tetap berlangsung. Tinggal di rumah berlama-lama membuat orang bosan sehingga adanya produk baru bisa menjadi hiburan bagi mereka.

Demikian beberapa tips yang bisa dilakukan oleh peritel yang menjual produk fashion. Semoga di masa-masa seperti ini penjualan anda tidak jauh dari rencana, namun harus diimbangi dengan kecepatan bertindak. Ini bukan saat yang tepat untuk berkeluh kesah melainkan saat untuk mencari solusi seefektif mungkin.
Selalu mencari cara-cara cara baru untuk menyelamatkan bisnis anda. Saya percaya, setiap upaya, banyak atau sedikit akan membawa hasil.
Semoga bermanfaat dan saya berharap Anda semua dalam keadaan sehat dan tetap optimis sama seperti terhadap kesehatan bisnis Anda.
Silahkan mengakses podcast saya Retail Guru (anchor.fm/retailguru) untuk mendengar versi audio artikel ini.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.