Para pebisnis belakangan ini disodorkan tentang sebuah mimpi
yang indah yaitu bisnis yang bisa autopilot.
Bisnis yang berjalan tanpa campur tangan pebisnis itu dari waktu ke waktu.
Mimpi yang dibangun oleh para business
coach.
Sebelum saya lanjutkan saya mau katakan bahwa seorang pilot
sebelum bisa menekan tombol auto pilot,
ada serangkaian persiapan yang dia kerjakan. Baru kemudian tombol auto pilot
boleh ditekan, itu pun setelah memenuhi ketinggian tertentu. Artinya seorang
pebisnis yang ingin bisnisnya berjalan secara auto pilot terlebih dahulu harus
mengerjakan serangkaian pekerjaan sebelum bisa meninggalkan bisnisnya.
Kedua, meskipun seorang pilot telah menekan tombol auto
pilot, apakah dia akan meninggalkan cockpit? Jawabannya adalah: “Tidak.” Dia
akan tetap duduk di cockpit bersama co-pilot untuk memastikan penerbangan
berlangsung baik dan selamat sampai tujuan. Itu juga berarti pebisnis yang
ingin bisnisnya selamat sampai tujuan tidak berarti meninggalkan bisnisnya.
Hanya saja dengan auto pilot bisnis
tidak perlu ditungguin 24 jam karena bisa berjalan tanpa terus menerus
mengendalikannya secara manual.
Kesimpulannya, mau bisnis bisa auto pilot maka ada serangkaian pekerjaan yang harus dilakukan oleh
pebisnis mulai dengan membereskan segala sesuatu yang bersifat struktural,
mencari orang yang tepat dan kompeten untuk mengisi setiap fungsi di dalam
organisasi. Memastikan semua sistem dan prosedur yang benar tersedia. Menciptakan
mekanisme kontrol di dalam organisasi agar check and balance terjadi.
Dalam karir saya sebagai konsultan bisnis retail saya seringkali
melihat pebisnis mengira bahwa auto pilot bisa berjalan seperti membalik
telapak tangan. Cukup membuat struktur organisasi, meletakkan orang yang ada ke
setiap posisi yang kira-kira kosong dan kemudian berharap semuanya berjalan
dengan sendirinya. Maka bisa bisa dipastikan, perusahaan seolah-olah berjalan
auto pilot. Dari luar akan terlihat demikian, indah dilihat namun berantakan di
dalam. Bukan bisnis yang auto pilot melainkan “merasa” sudah auto pilot.
Nyatanya belum sama sekali.
Berikutnya selama pebisnis percaya bahwa mereka masih
menjalankan secara auto pilot maka itu berarti peran pilot (pebisnis) masih
sangat besar. Pilot tidak meninggalkan cockpit melainkan tetap di situ
memastikan perjalanannya sesuai dengan rencana. Ingat pesawat tidak hanya
diterbangkan tetapi harus didaratkan dengan selamat oleh sang pilot.Jika Anda tidak mau menungguin bisnis Anda, jadilah pemilik bisnis bukan yang menjalankan bisnis. Apa bedanya? Nantikan tulisan saya berikutnya.
Foto: dari rbth.com
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.