Monday 25 November 2019

Bangga Menjadi Guru Retail


Minggu lalu untuk ke sekian kalinya ada yang bertanya kepada saya, “Mengapa Bapak tidak membuka toko atau bisnis retail sendiri?”. Meskipun saya beberapa kali ditanya dengan pertanyaan yang sama, selalu pertanyaan ini membuat saya berintrospeksi.
Pertama, yang menarik dari setiap pertanyaan adalah, mengapa si penanya menanyakan pertanyaan itu. Kedua, penanya pasti sudah punya jawaban dari versinya sendiri. Bahkan tidak sedikit ada yang mengatakan, bahwa saya hanya tahu teori dikarenakan saya tidak membuka bisnis retail saya sendiri, bahkan menganggap tidak perlu belajar dari saya.
Tentu saja ini argumen yang terlalu dangkal jika menganggap saya hanya tahu teori. Pertama, saya bukan konsultan dan trainer bermodal buku-buku text book yang sering dipakai di kampus-kampus dan diajarkan oleh pengajar yang belum pernah berkarya di bisnis retail. Karir saya sebagai pelaku bisnis retail sudah dimulai dari tahun 1988 di mana saya bekerja di grup usaha badan usaha milik daerah yang memiliki reputasi bagus. Berikutnya saya berkarya di retail multinasional di mana sebagai pelaku saya bukan saja sebagai pekerja melainkan yang menentukan arah bisnis di saat itu dan hingga kini masih terasa dampaknya. Kedua, usai menyelesaikan karir sebagai praktisi saya beralih profesi sebagai konsultan dan trainer di mana saya menguji kemampuan saya dengan cara memperbaiki kinerja para peritel yang mengalami kesulitan atau bermasalah. Saya memulai karir saya sebagai konsultan pada tahun 2003 dan melahirkan buku pertama saya berjudul How To Operate Your Store Effectively Yet Efficiently edisi pertama, dan sampai saat ini buku tersebut sudah menjadi versi edisi kedua dan masih cetak ulang untuk memenuhi kebutuhan para peritel. Jadi bagi mereka yang mengatakan saya hanya tahu teori maka tentu saja berlebihan. Melalui buku-buku saya, saya justru melahirkan teori-teori baru guna melengkapi ilmu di industri retail. Dan yang terpenting, semua teori yang saya tulis sudah saya buktikan keampuhannya. Hingga saat ini saya sudah melahirkan 9 buku retail dalam rangkaian Retail Excellence Series. Buku yang saya tulis dinilai pebisnis retail sangat praktis dan mudah diimplementasikan untuk hasil nyata.
“Melalui buku-buku saya, saya justru melahirkan teori-teori baru guna melengkapi ilmu di industri retail.”
Menjadi konsultan dan trainer adalah pilihan yang sesuai dengan passion saya. Siapa pun yang mempersoalkan pilihan ini barangkali tidak memahami makna dari menemukan passion. Bagi saya, profesi yang saya jalani adalah passion saya yang menyebabkan saya selalu bersemangat dalam menjalani profesi ini tak peduli berapa mil per minggu jarak yang harus saya tempuh dalam melayani klien-klien saya yang terdiri dari para peritel yang berada di berbagai pelosok negeri, dalam segala format retail mulai dari kebutuhan pokok, bahan bangunan, obat-obatan, produk kecantikan, pakaian, dan jenis-jenis bisnis retail lainnya.
Jika saya membuka bisnis retail saya sendiri maka berakhir juga karir saya dalam mendampingi para peritel. Saya pasti sudah tidak punya waktu lagi buat pebisnis retail lain. Lebih baik saya mengurus bisnis saya sendiri. Dan yang paling penting bagi saya, akan menimbulkan benturan kepentingan juga jika saya memiliki bisnis retail sekaligus menjadi konsultan di bisnis orang lain utamanya jika bisnisnya bersinggungan. Dunia retail masih membutuhkan guru retail penuh waktu (full time), bukan guru retail yang menyambi di sela-sela waktu senggangnya.

Dunia retail masih membutuhkan konsultan dan pengajar full time di industri ini dan tidak banyak yang mau melakukannya. Saya adalah orang yang mau mengambil peran itu. Jika faktor ekonomi yang menjadi ukuran dari orang yang meragukan pilihan saya, maka saya berani mengatakan bahwa profesi sebagai konsultan dan trainer di industri ini tidak lah jelek dalam kata lain, sangatlah layak.
Hasil karya dan dedikasi saya sebagai trainer di industri retail dikenali bukan hanya oleh pelaku bisnis lokal tetapi juga dikenali oleh industri secara luas ketika pada tahun 2018 saya mendapatkan undangan untuk berbicara di World HRD Congress sekaligus menerima award sebagai 100 Top Global Training and Development Minds dan selang satu tahun kemudian 2019 menerima award sebagai Top Global Retail Minds di Asia Africa GCC Retail & Shopping Centre Congress 2019.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk para guru yang telah berkarya sepenuh hati di bidangnya masing-masing. Meski pun sedikit berlebihan ada quote yang saya baca kemarin, “Tanpa profesi guru maka profesi lain tidak eksis.” Meski pun terdengar berlebihan, menurut saya quote tersebut ada benarnya. Selamat Hari Guru Nasional. Saya bangga menjadi Guru.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.